Categories
Uncategorized

Moeldoko Perkirakan Mobil dan Motor Konvensional Pensiun pada 2050

Moeldoko Perkirakan Mobil dan Motor Konvensional Pensiun pada 2050

Saat ini Pemerintah Indonesia konsisten menggencarkan pelaksanaan tujuan net zero emission (NZE) pada 2060. Menurut Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko, pas ini pemerintah udah punyai rute untuk menuju ke sana.

“Saya pikir pemerintah udah punyai rute menuju ke sana, ini amat penting bagi penduduk Indonesia untuk turut tahu dan termasuk terlibat di dalamnya,” ucap Moeldoko dalam diskusi bertajuk “Ekosistem Menuju Energi Bersih” yang disiarkan melalui account Youtube Kemenkominfo, Senin (5/6/2023).

Langkah ini bakal dimulai dengan dipensiunkannya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bakal dikerjakan pada 2031. Pensiun dini PLTU ini bakal diikuti dengan tersambungnya interkoneksi jaringan listrik antarpulau pada 2035.

Berikutnya, pada 2040, pemerintah bakal menargetkan bauran daya nasional dari Energi Baru Terbarukan (EBT) udah meraih 71 persen. Bukan hanya itu, di th. yang sama, pemerintah termasuk memiliki rencana untuk menyuntik mati penjualan motor konvensional.

“Tidak ada penjualan motor konvensional, jadi seluruh dikehendaki udah menuju ke listrik,” ucapnya dalam diskusi bertajuk “Ekosistem Menuju Energi Bersih,” ujarnya

Kemudian, pada 2050, pemerintah menargetkan bauran daya nasional dari EBT bakal konsisten naik hingga 87 persen. Capaian berikut bakal diikuti dengan dihentikannya penjualan mobil konvensional.

“Boran EBT dikehendaki udah meraih 87 persen di th. 2050, dibarengi dengan penghentian penjualan mobil konvensional, terkecuali tadi motor, sekarang mobil, nanti udah tidak ada ulang penjualannya,” pungkas Moeldoko.

Arsjad Rasjid Ajak Korea Selatan Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Indonesia sungguh-sungguh membangun ekosistem kendaraan listrik baik motor listrik maupun mobil listrik dari hulu ke hilir. Indonesia pun termasuk mengajak negara lain maupun perusahaan multinasional untuk berinvestasi di industri kendaraan listrik.

Terbaru, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengajak Korea Selatan untuk mengembangkan industri mobil listrik (electric vehicle/EV) maupun baterai.

“Kami dorong komitmen Korea Selatan dan Indonesia di berbagai daerah. Khususnya, pembangunan EV,” kata Arsjad dalam artikel binamargadki.net pada acara kunjungan kerja Ketua Kadin Indonesia/Chairman ASEAN Business Advisory Council (ABAC) di Seoul, Korea Selatan

Arsjad meyakini, kerja mirip dalam pengembangan kendaraan listrik bakal untung ke-2 negara. Menyusul, ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan Kesepakatan (IK-CEPA) pada Agustus 2022.

Dalam perjanjian berikut menyingkirkan lebih dari satu besar pos-tarif di sektor perikanan, pertanian, dan sektor industri dan otomotif Korea Selatan. Hal ini dinilai sebagai momentum emas untuk menambah investasi Korea Selatan di sektor kendaraan listrik.

“Diharapkan IK-CEPA membuahkan momentum investasi yang meningkat, terlebih pada kendaraan listrik (EV) dan baterai,” ungkap Arsjad.

Dalam kunjungan tersebut, Arsjad mengapresiasi kerjasama nyata pada pada Indonesia dan Korea Selatan yang konsisten meningkat. Tercatat, kira-kira 2.000 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia.

Selain itu, transaksi perdaganganantara ke-2 negara termasuk konsisten tumbuh signifikan. Pada th. 2022, keseluruhan perdagangan pada Indonesia dan Korea Selatan meraih USD 24,5 miliar, naik 33,2 persen dibandingkan th. sebelumnya.

“Terima kasih kepada Korea Selatan atas dukungannya, dan menyatakan antusiasme untuk merayakan peringatan 50 th. jalinan diplomatik pada Korea Selatan dan Indonesia pada th. 2023,” pungkasnya.